Makalah
PARAGRAF

Disusun Oleh :
Kelompok III
Anugerah Saputra
Muhammad Amri Yusuf
Muhammad Asdar
Nuranti Anarkis
FAKULTAS ILMU KELAUTAN DAN PERIKANAN
JURUSAN PERIKANAN
PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Selama ini dalam
membuat suatu paragraf sudah dilaksanakan dengan cukup baik. Dalam membuat
suatu paragraf kita harus mengetahui syarat-syarat yang harus dipenuhi dalam
sebuah paragraf. Paragraf yang akan dibuat harus dapat mempunyai kepaduan antara
paragraf yang lain. Kepaduan paragraf dapat terlihat melalui
penyusunan kalimat secara logis dan melalui ungkapan-ungkapan pengait antar
kalimat. Di sini kita di tuntut agar mampu membuat suatu paragraf dengan baik
dan benar sesuai dengan kaedah-kaedahnya.
1.2 Rumusan Masalah
1. Mengetahui pengertian paragraf
2. Syarat-syarat dalam membuat suatu
paragraf
3. Pembagian paragraf menurut
jenisnya
4. Mengembangkan suatu paragraf
1.3 Tujuan Penulisan
Tujuan dalam penulisan
makalah ini adalah agar kita dapat mengetahui syarat-syarat yang harus
diperhatikan dalam membuat suatu paragraf. Dapat mengetahui macam-macam paragraf
dan dapat mengembangkan suatu paragraf dengan baik dan benar.
Jadi dengan penulisan
makalah ini kita dapat melatih kita dalam membuat suatu paragraf yang baik
sesuai dengan ketentuan-ketentuan dalam suatu paragraf.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Paragraf (Alenia)
Paragraf (Alenia)
merupakan kumpulan suatu kesatuan pikiran yang lebih tinggi dan lebihluas dari
pada kalimat. Paragraf adalah suatu penuangan ide penulis melalui kalimat atau
kumpulan kalimat yang satu dengan yang lain dan hanya memiliki suatu topik atau
tema.
Paragraf juga
disebut sebagai karangan singkat, karena adanya isi pikiran yang hendak
disampaikan (isipikiran yang agak lugas), maka membutuhkan susunan yang khas. Panjang atau pendeknya suatu paragraf akan ditentukan
oleh banyak sedikitnya gagasan pokok yang diungkapkan. Bila segi-seginya
banyak, memang layak kalau alenianya sedikit lebih panjang, tetapi seandainya
sedikit tentu cukup dengan beberapa kalimat saja.
2.2 Struktur Paragraf
1. Deduktif
Strukturparagraf
yang bersifat deduktif ini dimulai oleh kalimat inti, kemudian diikutiuraian,
penjelasan argumentasi, dan sebagainya. Dimulai dengan pernyataan (yangtentunya
bersifat umum), kemudian kalimat-kalimat berikutnya berusahamembuktikan
pernyataan tadi dengan menyebutkan hal-hal khusus, ataudetail-detail
seperlunya. Contoh:
Pada tahun 2008
kualitas masyarakatIndonesia semakin rendah. Hal ini dapat
dilihat dari semakin meningkatnya angkapengangguran di Indonesia.Yang tahun
sebelumnya hanya 30%, prosentase angkapengangguran dan tahun ini bertambah
menjadi 40%. Angka kriminalitas diIndonesia juga semakin membeludak.Dan yang
paling parah banyak masyarakatIndonesia yang tidak mengikuti program pemerintah
9 tahun. Dilihat dari duarealita ini kita sudah bisa mengukur SDM masyarakat
Indonesia.
2. Induktif
Struktur paragraf yang bersifatinduktif adalah pola yang dimuali dengan
kalimat inti, dimulai denganmenyebutkan hal-hal khusus atau uraian yang
merupakan anak tangga untukmengantarkan pembaca kepada gagasan pokok yang
terdapat pada kalimat intidiakhir alenia. Contoh:
Setiap hari Abo selalu pulang malam. Sekitar jam 20.00. Sangat tak masuk
akal jika seorang pelajar pulang malam. Diapun tak pernah belajar. Hidupnya
selalu di penuhi dengan gemerlapnya dunia. Tak ada kata susah didalam
pikirannya. Maka dari itu sangart wajar sekali jika Abo tidak naik
kelas.
3. Deduktif dan Induktif
Pola paragaraf ini adalh gabungandari dua pola Deduktif dan Induktif. Di
sini, pada kalimat pertama (sebagai kalimat inti) gagasan pokok telah
dinyatakan; tetapi pada kalimat terakhir, kembali diulang sekali gagasan pokok
tersebut. Contoh:
Dalam rangka menggunakan bahasa yang baik kita harus memperhatikan
faktor-faktor berbahasa. Misalnya tempat
berbicara dan tujuan berbicara. Kita mengetahui bahwa situasi pembicaraan di
sekolah berbeda dengan situasi berbicara di kantor serta berbeda dengan di
rumah, lapangan , gedung pertemuan. Sikap dan cara kita berbicara harus sesuai
dengan tempat. Faktor-faktor tersebut memang berpengaruh dalam
penggunaan bahasa.
4. Deskriptif atau Naratif
Dalam pola ini, gagasan pokok tidak terbatas
hanya dalam satu kalimat saja. Inti persoalannya akan didapati pada hampir
semua kalimat dalam paragraf itu, baru dapat memahami gagasan yang hendak
disampaikan oleh pengarangnya.
2.3 Syarat Pembentukan Paragraf
1. Kesatuan
Tiap aleniahanya mengandung satu gagasan pokok
atau satu topik. Fungsi alenia adalah mengembangkan gagasan pokok atau topik
tersebut. Oleh karena itu, dalam pengembangannya tidak boleh ada unsur-unsur
yang sama sekali tidak berhubungan dengan topik atau gagasan tersebut.
Penyimpangan akan menyulitkan pembaca.Jadi, satu alenia hanya boleh mengandung
satu gagasan pokok atau topik.
Alenia dianggap mempunyai
kesatuan, jika kalimat-kalimat dalam alenia itu tidak terlepas dari topiknya
atau selalu relevan dengan topik. Semua kalimat terfokus pada topik dan
mencegah masuknya hal-hal yang tidak relevan.
2. Koherensi
Syarat kedua yang harus dipenuhi oleh sebuah
alenia ialah koherensi atau kepaduan, yakni adanya hubungan yang harmonis, yang
memperlihatkan kesatuan kebersamaan antara satu kalimat dengan kalimat yang
lainnya dalam sebuah alenia.
Alenia yang memiliki
koherensi akan sangat memudahkan pembaca mengikuti alur pembahasan yang
disuguhkan. Ketiadaan koherensi dalam sebuah alenia akan menyulitkan pembaca
untuk menghubungkan satu kalimat dengan kalimat lainnya.
3. Perkembangan
Paragraf
Perkembangan paragraf harus dijaga agar jangan
sampai mengambang kearah yang tidak relevan untuk menjelaskan gagasan pokok.
Misalnya, alenia dimulai dengan kalimat inti yang menyebutkan gagasan pokok
yang hendak disampaikan, maka perkembangannya harus menjelaskan gagasan pokok
tadi dalam kalimat-kalimat berikutnya, dengan selalu berpegang pada prinsip
kesatuan dan koherensi. Perkembangan paragraf diarahkan untuk memperkuat
memberikan argumentasi, atau mengkongkritkan pernyataan atau gagasan pokkok
yang disampaikan dalam kalimat inti di awal alenia.
2.4 Jenis-jenis Paragraf
1. Paragraf Pembuka
Paragraf pembuka berperan
sebagai pengantar untuk sampai kepada masalah yang akan diuraikan. Sebab itu,
paragraf pembuka harus dapat menarik minat dan perhatian pembaca serta sanggup
menyiapkan pikiran pembaca kepada masalah yang akan diuraikan.
Paragraf pembuka yang
pendek jauh lebih baik, karena paragraf yang panjang hanya akan menimbulkan
kebosanan pembaca. Tetapi, tidak berarti bahwa makin pendekparagraf pembukanya
makin baik, paragraf pembuka yang terlampau pendek mungkin tidak dapat berperan
apa-apa untuk menarik minat pembaca.
Paragraf pembuka (awal)
mempunyai dua kegunaan, yaitu selain supaya menarik perhatian pembaca, juga
berfungsi menjelaskan tentang tujuan dari penulis. Oleh karena itu, penulis
harus mampu menyajikan pembukaan ini denagn kalimat-kalimat yang menarik dan
mudah dicerna serta tidak berbelit-belit.
2. Paragraf Penghubung
Paragraf penghubung adalah semua paragraf yang
terdapat antara paragraf pembuka dan paragraf penutup. Masalah yang akan
diuraikan terdapat dalam alenia penghubung. Paragraf penghubung berisi inti
persoalan yang akan dikemukakan. Oleh sebab itu, secara kuantitatif alenia
inilah yang paling panjang dan antara alenia dengan alenia harus saling
berhubungan secara logis.
Sifat paragraf penghubung tergantung
pula dari jenis karangannya. Dalam karangan yang bersifat deskriptif, naratif
atau biografi dan eksposisi, alenia penghubung harus disusun berdasarkan suatu
perkembangan yang logis.
3. Paragraf Penutup
Paragraf penutup dimaksudkan untuk mengakhiri
karangan atau bagian karangan. Dengan kata lain,paragraf ini mengandung
kesimpulan pendapat dari apa yang telah diuraikan dalam paragraf-paragraf
penghubung.
Seperti halnya dengan
kedua paragraf di atas, paragraf penutup berbeda-beda pula menurut jenis karangannya.
Dalam karangan-karangan yang diskursif atau kontroversial dikembangkan
pikiran-pikiran atau argumen-argumen yang segar, maka kesimpulan yang paling
baik adalah ringkasan dengan pandangan pribadi penulis. Dalam membicarakan
pokok-pokok ilmiah atau politis, maka ramalan masa depan merupakan suatu
konklusi yang sangat baik. Dalam biografi, penilaian terakhir atas karya dan
pengaruh orang tersebut merupakan kesimpulan yang paling baik.
2.5 Pengembangan Paragraf
Dalam pengembangan paragraf ada dua
persoalan utama yaitu:
1. Kemampuan memperinci secara
maksimalgagasan utama paragraf ke dalam gagasan-gagasan bawahan.
2. Kemampuan mengurutkan
gagasan-gagasanbawahan ke dalam suatu urutan teratur.
Gagasan utama biasanya
didukung oleh kalimat topik. Gagasan-gagasan bawahan dapat didukung masing-masing
oleh sebuah kalimat atau lebih. Adapun juga kemungkinan bahwa semua gagasan
bawahan sudah tercakup dalam kalimat topik. Contoh:
Kerangka Paragraf
Gagasan Pokok : Keindahan
alam di Batu Malang
Gagasan Penunjang : - manusiatelah
mengubah segala-galanya
- hutan, sawah,
dan ladang tergusur
- pohon tidak
ada
- pagar bunga
sudah diganti
- gedung merah
dibangun
Argumentasi adalah salah satu jenis pengembangan paragraf dalam penulisan yang
ditulis dengan tujuan untuk meyakinkan atau membujuk pembaca. Dalam penulisan
argumentasi isi dapat berupa pembuktian, alasan, maupun ulasan obyektif dimana
disertakan contoh, alenia, dan sebab akibat. Contoh:
Mempertahankan
kesuburan tanah merupakan syarat mutlak bagi tiap-tiap usaha pertanian. Selama
tanaman dalam proses menghasilkan, kesuburan tanah ini akan berkurang. Padahal
kesuburan tanah wajib diperbaiki kembali dengan pemupukan dan penggunaan tanah
itu sebaik-baiknya. Teladan terbaik tentang cara menggunakan tanah dan menjaga kesuburannya
dapat kita peroleh pada hutan yang belum digarap petani.
Eksposisi adalah salah satu jenis pengembangan paragraf dalam penulisan yang
dimana isinya ditulis dengan tujuan untuk menjelaskan atau memberikan
pengertian dengan gaya penulisan yang singkat, akurat, dan padat. Contoh-contoh
tulisan eksposisi adalah berita di koran dan petunjuk penggunaan. Contoh:
Sampai hari ke-8,
bantuan untuk para korban gempa Yogyakarta belum merata. Hal ini terlihat dibeberapa
wilayah Bantul dan Jetis. Misalnya, di Desa Piyungan. Sampai saat ini, warga
Desa Piyungan hanya makan singkong. Mereka mengambilnya dari beberapa kebun
warga. Jika ada warga yang makan nasi, itu adalah sisa-sisa beras yang mereka
kumpulkan dibalik reruntuhan bangunan. Kondisi seperti ini menunjukkan bahwa
bantuan pemerintah kurang merata.
Narasi adalah salah satu jenis pengembangan paragraf dalam sebuah tulisan
dimana rangkaian peristiwa dari waktu ke waktu dijabarkan dengan urutan awal,
tengah dan akhir. Contoh:
Kubuka peralatan
kerjaku di bagian sortir, dan mulailah aku bekerja hingga istirahat pukul
12.00. Lima jam bekerja membuat pinggangku selalu terasa pegal. Satu jam
istirahat aku gunakan untuk makan, shalat, dan berbaring sejenak. Pukul empat,
aku menyudahi pekerjaanku untuk memburu bus yang akan membawaku pulang.
Metode-metode
pengembangan paragraf sesuai dengan dasar pembentukan alenia.
1. Klimaks dan Anti – Klimaks
Perkembangan gagasan
dalam sebuah paragraf dapat disusun dengan mempergunakan dasar klimaks, yaitu
suatu gagasan utama diperinci dengan sebuah gagasan bawahan yang dianggap paling
rendah kedudukannya, berangsur-angsur dengan gagasan-gagasan lain hingga ke
gagasan yang paling tinngi kedudukannya atau kepentingannya.
Variasi dari klimaks
adalah anti-klimaks, yaitu penulis mulai dari suatu gagasan atau temayang
dianggap paling tinggi kedudukannya, kemudian perlahan-lahan menurun melalui
gagasan-gagasan yang lebih rendah hingga yang paling rendah.
2. Sudut Pandang
Yang dimaksud dengan
sudut pandang adalah tempat dari mana seorang pengarang melihat sesuatu. Sudut
pandang mencakup pengertian bagaimana pandangan atau anggapan penulis terhadap subjek
yang sedang digarapnya. Sudut pandang membantu merumuskan maksud penulis dan
membatasi pokok yang akan digarapnya.
3. Perbandingan dan Pertentangan
Yang dimaksud dengan
perbandingan dan pertentangan adalah suatu cara seorang pengarang menunjukkan
kesamaan atau perbedaan antara dua orang, objek, atau gagasan dengan bertolak
dari segi-segi tertentu. Segi-segi perbandingan harus disusun sedemikian rupa
sehingga kita dapat sampai kepada gagasan sentralnya.
4. Analogi
Analogi merupakan
perbandingan yang yang sistematis dari dua hal, maka tetapi dengan memperlihatkan
kesamaan fungsi dari dua hal tersebut sebagai ilustrasi. Analogi biasanya
digunakan untuk membandingkan sesuatu yang tidak atau kurang dikenal dengan
sesuatu yang dikenal baik oleh umum.
5. Proses
Proses
merupakansuatu urutan dari tindakan-tindakan atau perbuatan-perbuatan untuk
menciptakan atau menghasilkan sesuatu, atau urutan dari sesuatu peristiwa atau
kejadian.
6. Sebab – Akibat
Pengembanganalenia
dapat pula dilakukan dengan menggunakan pola sebab-akibat sebagai dasar. Dalam
hal ini sebab bisa bertindak sebagai gagasan utama,
sedangkan akibat sebagai perincian pengembangannya. Tetapi dapat
juga terbalik, akibat dijadikan gagasan utama sedangkan untuk
memahami sepenuhnya akibat itu perlu dikemukakan sejumlah sebab sebagai
perinciannya.
7. Umum – Khusus
Cara mengembangkan
gagasan-gagasan dalam sebuah alenia secara teratur terbagi dua. Pertama, gagasan
utamanya ditempatkan pada awal alenia, dan perincian-perinciannya terdapat
dalam kalimat-kalimat berikutnya. Kedua, dikemukakan perincian-perinciannya,
kemudian pada akhir alenia generalisasinya. Jadi, yang satu bersifat deduktif,
sedangkan yang lainnya bersifat induktif.
8. Klasifikasi
Klasifikasi adalah
sebuah proses untuk mengelompokkan gagasan-gagasan yang dianggap mempunyai kesamaan-kesamaan
tertentu. Oleh sebab itu, klasifikasi tertuju pada dua arah yang berlawanan
yaitu:
1. Mempersatukansatuan-satuan ke dalam suatu
kelompok.
2. Memisahkankesatuan tadi dari kelompok yang
lain.
9. Definisi
Definisi
dalampembentukan alenia adalah usaha pengarang untuk memberikan keterangan atau
artiterhadap sebuah istilah atau hal.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Karangan yang
pendek / singkat yang berisi sebuah pikiran dan didukung himpunan kalimat yang
saling berhubungan untuk membentuk satu gagasan disebut paragraf/alinea. Untuk
dapat membuat suatu paragraf yang baik harus memiliki dua ketentuan yakni
kesatuan paragraf dan kepaduan paragraf.
Pengembangan paragraf mencakup dua
hal:
- Kemampuan memerinci secara maksimal gagasan utama alinea ke dalam gagasan-gagasan bawahan
2.
Kemampuan mengurutkan gagasan-gagasan
bawahan ke dalam suatu urutan yang teratur.
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, E.Zaenal
dan Tasai, S.Amran. 2008. Cermat Berbahasa Indonesia. Jakarta : Akademi
Pressindo.
Faizah, Hasnah.
2009. Bahasa Indonesia. Pekanbaru : Cendikia Insani.
Hermandra. 2008. Bahasa
Indonesia di Perguruan Tinggi. Pekanbaru : Cendikia Insani.